Solo Dining? Tren Makan Sendirian yang Lagi Hits di Jepang!

Pernah nggak kamu duduk di restoran, melihat seseorang makan sendirian, lalu tanpa sadar berpikir, “Kasihan banget, sendirian.”

Tapi di Jepang, pemandangan itu justru jadi hal biasa — bahkan disebut gaya hidup keren: “Solo Dining.”

Bukan karena mereka kesepian, tapi karena mereka nyaman dengan diri sendiri.

Fenomena ini disebut “ohitorisama” — seni menikmati kesendirian tanpa rasa bersalah.

Kini, hampir semua restoran di Jepang punya tempat khusus untuk satu orang: konter privat, kursi tunggal, bahkan booth yang dibuat agar pengunjung bisa menikmati waktu makan tanpa gangguan.

Bukan karena anti-sosial, tapi karena mereka menghargai momen kecil untuk diri sendiri.

Lalu, kenapa tren ini bisa booming dan apa manfaatnya?

Pertama, kebebasan.

Makan sendirian berarti kamu bebas menentukan segalanya — mau makan apa, di mana, dan kapan pun kamu mau. Tanpa kompromi, tanpa basa-basi. Di sinilah kesendirian menjadi bentuk kebebasan kecil yang sering kita lupakan.

Kedua, self-care.

Bagi banyak orang Jepang, makan sendirian bukan kesepian, tapi bentuk perawatan diri.

Kamu bisa membaca buku, menulis jurnal, atau hanya duduk diam menikmati suasana. Sejenak menepi dari hiruk-pikuk dunia, dan benar-benar hadir bersama diri sendiri.

Ketiga, lebih mindful.

Tanpa obrolan atau gangguan, kamu bisa menikmati rasa, tekstur, dan aroma makanan dengan penuh kesadaran. Setiap suapan terasa seperti dialog kecil antara tubuh dan pikiran.

Keempat, membangun kemandirian.

Awalnya mungkin canggung duduk sendiri di meja restoran. Tapi lama-kelamaan, kamu akan sadar — kamu nggak butuh validasi siapa pun untuk menikmati hidupmu.

Dan terakhir, lebih terbuka.

Lucunya, banyak orang yang justru jadi lebih mudah berbicara dengan orang baru saat makan sendirian. Karena ketika kamu nyaman dengan kesendirianmu, kamu juga lebih tulus membuka diri dengan orang lain.

Jadi, makan sendirian bukan tanda kamu sendiri.

Tapi tanda bahwa kamu sudah berdamai dengan dirimu sendiri.